Senin, 09 September 2013

Sepenggal Refleksi Jiwa Tentang Mencintai dari "Serial Cinta" Anis Matta.

Bagi ku kata 'cinta' adalah kata sakral dalam kehidupan. Kata yang tak pantas untuk dipermainkan atau bahkan diperolok-olokan. Karena bicara tentang cinta sama halnya bicara tentang kepribadian manusia.

Seperti yang dijelaskan di buku berjudul "Serial Cinta" karya Anis Matta. Cinta adalah kata lain dari memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

Pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidupnya: memberi. Bukan mengobral janji.
Karena janji hanya menerbitkan harapan, sedangkan pemberian melahirkan kepercayaan.

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengatakan "Aku mencintaimu." Karena mencintai adalah sebuah keputusan yang sangat besar. Kepada siapapun! Berhati-hatilah. Karena "Aku mencintaimu." adalah ungkapan lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu." Taruhannya adalah kepribadianmu.

"Aku mencintaimu." juga bisa berarti, "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia. Aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin. Aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu. Aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu." Sekali lagi, hal ini taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.

Sebuah kalimat yang sangat memerlukan pembuktian. Deklarasi jiwa yang tidak hanya tentang rasa suka dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.

Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.

Tidak perlu dengan memutus urat malu atau melakukan hal-hal konyol diluar logika untuk membuktikannya. Cukup dengan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta tersebut dengan tulus dan murni. Maka cinta akan tetap sakral dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 09 September 2013

Sepenggal Refleksi Jiwa Tentang Mencintai dari "Serial Cinta" Anis Matta.

Bagi ku kata 'cinta' adalah kata sakral dalam kehidupan. Kata yang tak pantas untuk dipermainkan atau bahkan diperolok-olokan. Karena bicara tentang cinta sama halnya bicara tentang kepribadian manusia.

Seperti yang dijelaskan di buku berjudul "Serial Cinta" karya Anis Matta. Cinta adalah kata lain dari memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

Pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidupnya: memberi. Bukan mengobral janji.
Karena janji hanya menerbitkan harapan, sedangkan pemberian melahirkan kepercayaan.

Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengatakan "Aku mencintaimu." Karena mencintai adalah sebuah keputusan yang sangat besar. Kepada siapapun! Berhati-hatilah. Karena "Aku mencintaimu." adalah ungkapan lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu." Taruhannya adalah kepribadianmu.

"Aku mencintaimu." juga bisa berarti, "Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia. Aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin. Aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu. Aku juga akan melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu." Sekali lagi, hal ini taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.

Sebuah kalimat yang sangat memerlukan pembuktian. Deklarasi jiwa yang tidak hanya tentang rasa suka dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.

Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.

Tidak perlu dengan memutus urat malu atau melakukan hal-hal konyol diluar logika untuk membuktikannya. Cukup dengan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta tersebut dengan tulus dan murni. Maka cinta akan tetap sakral dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar