Bagi ku kata 'cinta' adalah kata sakral dalam kehidupan. Kata yang
tak pantas untuk dipermainkan atau bahkan diperolok-olokan. Karena
bicara tentang cinta sama halnya bicara tentang kepribadian manusia.
Seperti yang dijelaskan di buku berjudul "Serial
Cinta" karya Anis Matta. Cinta adalah kata lain dari memberi. Memberi
apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh
menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.
Pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar
dalam hidupnya: memberi. Bukan mengobral janji.
Karena janji hanya
menerbitkan harapan, sedangkan pemberian melahirkan kepercayaan.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam mengatakan "Aku
mencintaimu." Karena mencintai adalah sebuah keputusan yang sangat
besar. Kepada siapapun! Berhati-hatilah. Karena "Aku mencintaimu."
adalah ungkapan lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu." Taruhannya
adalah kepribadianmu.
"Aku mencintaimu." juga bisa berarti, "Aku akan
memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu
butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia. Aku akan bekerja
keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin.
Aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu
melalui kebajikan harian yang kulakukan padamu. Aku juga akan
melindungi dirimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan
proses pertumbuhan itu." Sekali lagi, hal ini taruhannya adalah
kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita.
Sebuah kalimat yang sangat memerlukan pembuktian.
Deklarasi jiwa yang tidak hanya tentang rasa suka dan kemampuan memberi,
kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan
pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan
melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan.
Tidak perlu dengan memutus urat malu atau melakukan
hal-hal konyol diluar logika untuk membuktikannya. Cukup dengan mampu
melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta tersebut dengan tulus dan murni.
Maka cinta akan tetap sakral dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar