Jumat, 24 Agustus 2012

Mengalah, untuk bahagia.

Dalam kesunyian, bercengkrama dengan sepi malam ini, tiba-tiba aku kembali teringat sesuatu yang telah lalu, kembali teringat seorang laki-laki yang dulu (dan mungkin sekarang pun masih, hm ah, tapi TIDAK!! hatiku kini sudah di genggam priaku :')) aku harapkan. Laki-laki bertubuh bongsor, berambut ikal, dan ahli gebug menggebug itu, iya dia, dia yang aku kagumi saat acara gawe (semacam pensi) di sekolahku 2 tahun lalu. Ya, dia, dia yang membuatku terpesona dengan aksi gebug menggebugnya. Dia, yang peluhnya seolah bersinar akibat terpaan mentari siang itu. Ya, dia,DIA!

Kurang lebih 1 tahun sudah, selepas SMA, seolah sang Empunya waktu tak membiarkan aku dan dia untuk ertemu, sekedar bertukar pandang sejenakpun tidak!

Baiklah, sekarang aku mengalah pada sang waktu dan yang Empunyanya.
Mengalah, untuk bahagia :)

Jumat, 24 Agustus 2012

Mengalah, untuk bahagia.

Dalam kesunyian, bercengkrama dengan sepi malam ini, tiba-tiba aku kembali teringat sesuatu yang telah lalu, kembali teringat seorang laki-laki yang dulu (dan mungkin sekarang pun masih, hm ah, tapi TIDAK!! hatiku kini sudah di genggam priaku :')) aku harapkan. Laki-laki bertubuh bongsor, berambut ikal, dan ahli gebug menggebug itu, iya dia, dia yang aku kagumi saat acara gawe (semacam pensi) di sekolahku 2 tahun lalu. Ya, dia, dia yang membuatku terpesona dengan aksi gebug menggebugnya. Dia, yang peluhnya seolah bersinar akibat terpaan mentari siang itu. Ya, dia,DIA!

Kurang lebih 1 tahun sudah, selepas SMA, seolah sang Empunya waktu tak membiarkan aku dan dia untuk ertemu, sekedar bertukar pandang sejenakpun tidak!

Baiklah, sekarang aku mengalah pada sang waktu dan yang Empunyanya.
Mengalah, untuk bahagia :)